GadgetDIVA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 akan menjadi momentum penting dengan 545 daerah, termasuk 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota, turut serta. Ribuan calon pemimpin daerah akan berkompetisi, menjadikan Pilkada kali ini salah satu yang terbesar dalam sejarah Indonesia.
Namun, di balik hiruk-pikuk persaingan politik ini, lahirlah inovasi yang menjanjikan revolusi dalam cara kampanye dilakukan: Pilkada.AI. Platform berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dirancang untuk membantu calon kepala daerah merancang strategi kampanye yang lebih efisien dan efektif.
Di balik inovasi ini adalah Nadia Shabilla, seorang pemimpin muda yang mengambil tantangan untuk mengubah wajah politik Indonesia melalui teknologi. Berbekal pengalaman bertahun-tahun sebagai digital analyst di MediaWave, Nadia kini memimpin Pilkada.AI dengan visi membawa kampanye politik menuju era baru berbasis data dan teknologi.
Baca Juga
Lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan Matematika ini mengawali kariernya di MediaWave pada 2015. MediaWave adalah perusahaan teknologi yang fokus pada analisis big data dari media sosial. Didirikan oleh Yose Rizal, perusahaan ini telah terbukti akurat memprediksi hasil pemilu sejak Pilkada DKI Jakarta 2012 hingga Pilpres 2019.
Baca Juga
“Selama di MediaWave, saya banyak belajar tentang media sosial, branding, hingga memahami isu politik,” ujar Nadia. Keahlian inilah yang kemudian membawanya terlibat dalam pengembangan Pemilu.AI pada 2019, sebuah platform yang membantu calon legislatif menggunakan teknologi untuk meningkatkan peluang kemenangan.
Keberhasilan Pemilu.AI menjadi inspirasi lahirnya Pilkada.AI. Pada Januari 2024, Nadia diangkat sebagai CEO Pilkada.AI dengan tantangan baru: membawa teknologi AI untuk mendukung lebih dari 1.500 pasangan calon kepala daerah yang bersaing di Pilkada 2024.
Pilkada.AI menawarkan pendekatan yang berbeda dibandingkan metode kampanye konvensional. Nadia menjelaskan bahwa platform ini tidak hanya membantu menghemat biaya kampanye hingga 40%, tetapi juga memberikan data yang akurat untuk pengambilan keputusan strategis.
“Dengan Pilkada.AI, calon kepala daerah bisa memetakan potensi suara, memahami isu daerah, hingga mengenali karakteristik pemilih,” jelas Nadia. Semua ini dapat diakses melalui dashboard yang intuitif, memudahkan pengguna untuk memonitor kampanye mereka secara real-time.
Nadia menjelaskan fitur-fitur unggulan yang ada Pilkada.AI bisa menjadi kekuatan paslon pemimpin daerah. Fitur Video Generative AI, menurutnya fitur ini memungkinkan calon kepala daerah membuat ribuan video personalisasi dalam waktu singkat. “Hanya dengan satu kali rekam, AI dapat menduplikasi video dengan nama konstituen yang berbeda,” terang Nadia. Video ini bisa digunakan untuk ucapan ulang tahun, undangan acara, hingga ajakan memilih.
Lalu Fitur Pemantauan Media. Fitur ini memungkinkan calon kepala daerah melacak persepsi publik terhadap mereka dan pesaing secara real-time. Teknologi AI memberikan rekomendasi strategi berdasarkan tren dan sentimen yang berkembang di masyarakat.
Kemudian ada Fitur Kamar Hitung. Fitur ini memudahkan rekapitulasi suara secara real-time, mirip dengan quick count. Relawan hanya perlu mengunggah foto hasil pemungutan suara dari TPS, dan data akan langsung diproses oleh AI.
Tantangan dalam Pengenalan Teknologi AI dan Visi ke Depan
Meskipun menawarkan banyak keunggulan, Nadia mengakui bahwa memperkenalkan Pilkada.AI bukanlah hal yang mudah. “Masih banyak yang menganggap AI identik dengan manipulasi atau hanya cocok untuk sektor tertentu,” ungkapnya. Namun, dia yakin bahwa transparansi dan efisiensi yang ditawarkan Pilkada.AI akan mengubah pandangan tersebut.
Sebagai pemimpin muda, Nadia harus berhadapan dengan calon kepala daerah dari generasi yang lebih tua. Namun, dia percaya bahwa mendengarkan kebutuhan mereka adalah kunci keberhasilan. “Saya lebih banyak mendengarkan dan memahami kebutuhan mereka sebelum menawarkan solusi,” ujar perempuan berusia 32 tahun ini.
Pendekatan ini terbukti efektif, terutama dengan meningkatnya kepercayaan para calon kepala daerah terhadap Pilkada.AI. Hingga kini, sudah ada beberapa daerah yang menggunakan platform ini, meskipun Nadia enggan menyebutkan nama-nama spesifik.
Tidak berhenti di Pilkada 2024, Nadia memiliki visi jangka panjang untuk Pilkada.AI. “Kami ingin teknologi ini tidak hanya digunakan saat kampanye, tetapi juga membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan yang berbasis data,” ujarnya.
Selain itu, Pilkada.AI juga berencana untuk berekspansi ke negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina. Nadia yakin bahwa teknologi AI yang dikembangkan Pilkada.AI dapat diterapkan di berbagai sistem politik untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi.
Melalui Pilkada.AI, Nadia ingin membawa demokrasi Indonesia menuju era baru. Dia percaya bahwa teknologi dapat membuat proses politik lebih transparan, partisipatif, dan berbasis data. “Dengan Pilkada.AI, kita bisa mengoptimalkan setiap peluang dan menciptakan perubahan positif dalam proses politik di Indonesia,” pungkasnya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...