Yessie: Berbisnis Bukan Sekadar Mengejar Profit
- by Herning Banirestu
- Jumat, 23 Agustus 2024 - 18:27 WIB
GadgetDiva – Dalam dunia bisnis, keberhasilan sering diukur dari besarnya keuntungan yang diraih. Namun, paradigma ini mulai bergeser. Kini, bisnis yang dianggap sukses adalah yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, sambil tetap menghasilkan laba. Pendekatan ini dikenal sebagai bisnis berkelanjutan, yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (ESG).
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) telah mengadopsi pendekatan ESG dalam strategi bisnisnya lebih dari satu dekade terakhir. Perusahaan telekomunikasi ini percaya bahwa bisnis harus memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial, serta dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Langkah strategis XL Axiata dalam menjalankan ESG (enviromental, social and good governance) ini, bukan sekadar memenuhi kewajiban sebagai emiten semata, tapi menjadi tanggung jawab jangka panjang operator seluler ini pada masa depan industri ini dan masyarakat lebih luas.
Direktur & Chief Digital Transformation & Enterprise Business Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, dalam wawancara khusus dengan GadgetDiva.id menjelaskan praktik ESG menjadi komitmen jangka panjang yang juga menjadi landasan transformasi bisnis perusahaan.
Dijelaskan perempuan yang pernah meraih penghargaan CIO100 ASEAN 2022 aspek E dan S dalam ESG yang dijalankan XL Axiata adalah bagaimana jasa atau servis yang perusahaan lakukan itu berdampak pada lingkungan yang lebih baik dan memajukan masyarakat. Kemudian aspek G-nya atau governance, XL Axiata dijalankan dengan tata kelola yang baik demi menciptakan bisnis yang transparan dan akuntabel.
Menurut Yessie, sejak tahun 2014 dalam menjalankan bisnisnya, XL Axiata sangat fokus di social cause. Lahirnya platform Sisternet Platform saat itu, merupakan upaya perusahaan ini memberdayakan perempuan agar lebih mengerti atau melek dunia digital.
Kemudian XL Axiata melihat pentingnya memperhatikan nelayan melalui aplikasi Laut Nusantara, mengingat Indonesia adalah negara bahari. Yessie mengakui, memang lebih banyak aspek S-nya dan kemudian progresif dilakukan XL Axiata, yang juga secara paralel melihat bagaimana dari sisi tata kelola atau governance, bagaimana menjadikan perusahaan patuh terhadap regulasi dan value atau nilai budaya dari perusahaan.
Yessie menegaskan bahwa integritas itu menjadi focus utama XL Axiata dalam menjalankan bisnis, maka itu harus tetap comply dengan koridor-koridor dalam dunia usaha, bagaimana menerapkan nilai budaya perusahaan dalam menjalankan bisnis.
“Kami juga conscious untuk melihat seberapa banyak emisi yang dihasilkan. Sebetulnya memang agak paradoks karena kami sebagai penyedia jasa telekomunikasi itu dituntut untuk terus membangun jaringan dan meningkatkan bandwidth atau kecepatan bagi pelanggan yang tentu saja menghasilkan emisi karbon,” ujarnya saat ditemui di XL Axiata Tower, Jakarta.
Walau begitu, XL Axiata bertekad untuk mencapai net-zero emisi karpon paling lambat pada tahun 2050. Hal ini telah menjadi target perusahaan sejak tahun 2019. Guna mewujudkannya, XL Axiata secara aktif menghitung emisi karbon, yang mencakup kegiatan operasional langsung termasuk konsumsi listrik.
Berbagai inisiatif yang XL Axiata jalankan dalam mewujudkan bisnis yang sejalan dengan ESG, visinya tetap sama, menghubungkan masyarakat agar lebih mudah dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik dengan layanan-layanannya.
“Awalnya kami kan mobile centric, sejak tahun 2019, XL Axiata mulai masuk ke home broadband, tapi intnya sebetulnya sama, bisnis kami adalah connecting, menghubungkan orang dengan kesempatan, menghubungkan orang dengan orang lain. Kini dengan strategi fixed mobile convergence, XL Axiata ingin hadir di mana pun dan kapan pun pelanggan membutuhkan layanan kami,” kata Yessie.
Operator Seluler Ramah Lingkungan
Bukan hal mudah bagi XL Axiata mewujudkan target yang dicanangkan itu. Di saat bersamaan, perusahaan harus terus menambah menara-menara BTS baru yang berpengaruh pada konsumsi listrik. “Kami dituntut untuk terus berinovasi dan cari jalan dan desain paling optimum sehingga menara BTS yang kami gunakan tidak boros listrik,” imbuhnya.
Sejumlah inisiatif dijalankan XL Axiata antara lain mengadopsi teknologi seperti AI Power Intelligent dan AI Power Management, Analytics Network Equipment Shutdown, serta penerapan konsep outdoor dalam penempatan perangkat, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan kelestarian lingkungan. Bukan saja di dalam perusahaan, XL Axiata juga melibatkan pihak ketiga, 75% pemasok atau vendornya telah mendukung target net zero emission.
Herning Banirestu
ReporterMemiliki pngalaman panjang sebagai jurnalis di Majalah SWA dan SWA.co.id, dengan jaringan kuat di berbagai industri bisnis, bukan saja di teknologi. Telah banyak menulis tokoh bisnis ternama dan CEO perusahaan besar baik lokal maupun global. Suka lari, baca, menulis dan melamun.
Artikel Terkait
Perjalanan Karir Devina Hartono: Dari FMCG Tertantang Mendorong Bisnis Founder Startup Indonesia
Devina Hartono, Executive Director Endeavor Indonesia adalah sosok yang cukup populer di kalangan pa..
- by Bambang Dwi Atmoko
- 4 bulan lalu
- 3,250
Susan Wojcicki, Mantan CEO YouTube, Meninggal Usai Melawan Kanker Paru-Paru
Susan Wojcicki, mantan CEO YouTube, meninggal di usia 56 tahun setelah dua tahun berjuang melawan ka..
- by Siti Sarifah Aliah
- 4 bulan lalu
- 3,250
Rossa Rayakan 25 Tahun Karier dengan Samsung Neo QLED 8K
Rossa merayakan 25 tahun karier musik dengan peluncuran film dan instalasi di Plaza Indonesia, diduk..
- by Siti Sarifah Aliah
- 4 bulan lalu
- 3,250
Kamala Harris Buka Akun TikTok, Langsung Diserbu Satu Juta Followers
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris resmi membuka akun TikTok pada Kamis (25/7). Ia langsun..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 4 bulan lalu
- 3,250