GadgetDIVA - GadgetDiva.id–Salah satu tantangan UMKM bertumbuh adalah minimnya modal. Sulitnya mendapatkan persetujuan kredit menjadi keluhan yang kerap dilontarkan para pelaku usaha kecil.
Mengutip data Kementerian Koperasid an UKM (Kemenkop UMKM), dari total 58 juta pelaku UMKM, lebih dari 50 juta dianggap tak laik memperoleh bantuan kredit (unbankable). Sebagian besar karena UMKM ini masuk kategori usaha belum produktif dan belum layak mendapat kredit (35,49 juta), sisanya 15,21 juta UMKM masuk dalam usaha produktif tapi belum layak kredit (feasible but unbankable).
Memahami tantangan ini, Grup Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) bersama Astra Financial, PT Astra Mitra Ventura (Astra Ventura) dan PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) berkolaborasi dalam memenuhi kebutuhan UMKM terkait fasilitasi pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKM. Namun untuk tahap ini, peluang kredit diberikan untuk UMKM binaan YDBA.
Baca Juga
Kolaborasi pembiayaan dilakukan YDBA, Astra Ventura dan SANF sejak Agustus 2023 yang saat ini telah melibatkan 17 UMKM Manufaktur binaan YDBA dengan nilai pembiayaan lebih dari Rp 35 milyar. Program pembiayaan sendiri secara simbolis dilakukan ke perwakilan UMKM, yaitu PT Namura Tehnik Sejahtera dan PT Bimuda Karya Teknik yang berhasil mendapatkan pembiayaan dari Astra Ventura maupun SANF.
Staf Khusus Menteri Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan, Kementerian Koperasi & UKM RI, Agus Santoso berharap melalui kolaborasi dan ekosistem yang telah terbentuk ini dapat memperkuat pembiayaan pada UMKM, sehingga mendukung kemajuan UMKM di Indonesia. Sebelumnya, Kemenkop dan UKM RI melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) telah berkolaborasi bersama YDBA, khususnya di wilayah Tegal.
Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poejiwati meyakini kolaborasi ini dapat memperkuat ekosistem yang bermanfaat dan mempermudah UMKM untuk terus maju, naik kelas, mandiri dan berkelanjutan bagi UMKM.
Baca Juga
Hal tersebut dirasakan oleh Tri Sukamto, pendiri PT Bimuda Karya Teknik, salah satu UMKM yang menerima program pembiayaan kolaborasi ini. Tri menyampaikan manfaat yang luar biasa dari fasilitasi pembiayaan ini yang ujungnya mendukung peningkatan omset bagi usaha Tri. “Bisnis saya bertumbuh 300% sejak mendapat dukungan kredit, baik itu dari koperasi maupun perusahaan pembiayaan dan bank,” ungkapnya. Tri membangun bisnis yang bergerak di komponen otomotif.
Tri mengungkapkan pengalamannya membangun bisnis sejak 2018 kurang cepat berkembang ketika hanya disokong modal sendiri. Bisnis yang dimulai dengan modal Rp 30 juta itu, kini telah didukung dengan 9 mesin otomasi berkat dukungan tambahan modal dari berbagai lembaga keuangan, koperasi dan Kementerian Perindustrian.
“Kuncinya proses bisnis dan keuangan harus rapi, pembukuan sejak awal berdiri harus jelas alurnya,” ujar Tri tentang tips mudahnya mendapat dukungan modal kredit.
Director Finance SANF, Handy Hartono dalam diskusi yang diadakan YDBA selepas penyerahan kredit secara simbolis mengungkapkan beberapa tips agar UMKM layak mendapat dukungan kredit tambahan modal untuk pelaku UMKM. “Kami di SANF sangat konsern pada program-program yang berkelanjutan. UMKM yang ingin kami bina harus tertib administrasi, mengatur keuangan dengan baik agar bertumbuh. Kami ingin dukungan kami memberi dampak pada UMKM itu ke depan,” terangnya.
Handy menyebut bahwa SANF menargetkan saluran pembiayaan kredit tahun depan hingga Rp 400 miliar. Asal tahu, SANF selama ini fokus pembiayaan diberikan untuk pembiayaan yang nilainya besar, utamanya di bisnis alat berat. Namun dengan perkembangan bisnis terakhir, SANF mulai menyalurkan ke UMKM sebesar 29% dari target pembiayaannya.
Presiden Direktur Astra Ventura, Supriyanto mewakili Astra Financial menyampaikan, bahwa Astra Financial berkomitmen untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan, khususnya terkait pembiayaan bagi UMKM.
Sigit P. Kumala, Ketua Pengurus YDBA mengatakan program pembiayaan untuk UMKM ini bisa mendukung UMKM untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya, baik dari segi produksi, pemasaran hingga proses improvement yang betul-betul bermanfaat untuk memajukan usaha yang dijalankan UMKM. Ke depan Sigit juga berharap kolaborasi program pembiayaan ini tidak hanya terbuka untuk UMKM di sektor manufaktur, tetapi juga sektor kuliner, kerajinan serta pertanian. Sehingga bisa mendukung transformasi UMKM di sektor tersebut menjadi industri modern yang mendukung perekonomian di Indonesia.
YDBA merupakan yayasan yang didirikan oleh pendiri Astra, William Soeryadjaya pada 1980 dengan filosofi ‘Berikan Kail Bukan Ikan’. Sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa, YDBA juga terus berupaya mengembangkan UMKM di Indonesia agar naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global.
Pembinaan UMKM YDBA berlandaskan Operating Values Astra yaitu Compassionate, Adaptive, Responsible dan Excellent, YDBA memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk naik kelas dan mencapai kemandiriannya. Pelatihan akan lebih efektif, jika dilengkapi pendampingan di lapangan melalui 16 cabang YDBA yang disebut dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak di berbagai wilayah di Indonesia.
Hingga Oktober 2023, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 12.674 UMKM di bidang Manufaktur, Bengkel, Kerajinan & Kuliner serta Pertanian. YDBA secara tidak langsung juga telah menciptakan 73.195 lapangan pekerjaan melalui UMKM yang difasilitasinya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...