Kitchen Uni Lien Kalimalang, Ingin Tetap Konsisten di Rasa

Kitchen Uni Lien Kalimalang, Ingin Tetap Konsisten di Rasa
UMKM

Kitchen Uni Lien Kalimalang, Ingin Tetap Konsisten di Rasa

Kitchen Uni Lien Kalimalang, Ingin Tetap Konsisten di Rasa

Kitchen Uni Lien Kalimalang, Ingin Tetap Konsisten di Rasa # Sumber : gadgetDiva

Gadgetdiva.id — Pukul 17.35. Beruntung hari itu adalah Sabtu. Waktunya santai dan bersilaturahmi dengan teman. Di restoran itu kami menunggu teman semasa SMA. Kebetulan dia memiliki usaha kuliner bernama Kitchen Uni Lien Kalimalang. Diambil dari namanya, Linda. Sebenarnya namanya adalah Rosmalinda, namun tanpa Ayamor.

Tiga menit kami duduk, seorang wanita berkerudung bunga-bunga menghampiri. Dia membawa kantong kresek berwarna putih. Di dalamnya ada dua buah wadah plastik untuk membungkus potongan-potongan ayam berwarna cokelat kehitaman. ‘Kitchen Uni Lien’ Kalimalang tulisan stiker di atas tutup wadah plastik tersebut.

kitchen uni lien kalimalangAyam bakar siap makan.
Kitchen Uni LienAyam bakar siap masak untuk stok di rumah.

Saya memanggilnya Rosma. Nama Uni diambil karena memang dia keturunan dari keluarga Padang, Sumater Barat. Saat ini dia mengontrak rumah bersama sang suami di sekitaran Kalimalang. Wajar jika dia mengantar sendiri pesanannya. Pasalnya, selain yang memesan adalah teman-temannya sendiri, lokasinya pun tidak begitu jauh. “Sekalian silaturahmi. Sayang duit gojeknya,” kata dia sambil tersenyum.

Kitchen uni lien kalimalangRosmalinda, pemilik Kitchen Uni Lien Kalimalang

Rosmalinda (tanpa Ayamor) sudah merintis usaha kuliner sejak lama. Jiwa pedagangnya berasal dari keluarga. Keluarganya memiliki rumah makan Padang di daerah Otista sana. Dulu pernah dia berjualan barang-barang seperti baju muslim. Omsetnya kala itu lumayan. Namun dia merasa kuliner adalah ‘jalan ninja’nya karena tangannya selalu ringan untuk mengaduk bumbu atau sambal.

Benar saja. Saat kami mencoba Ayam Bakar Uni Lien di rumah, bumbunya sangat berani. Khas Padang. Ada sedikit pedas, manis, gurih, semua campur menjadi satu. Sangat cocok dengan lidah saya dan anak-anak juga. Satu bungkus styrofoam berisi 8 potong ayam berukuran besar. Harganya sekitar Rp65.000 per porsi. Terkadang saya membeli dua porsi, dan habis dalam kurun dua hari saja. Padahal kami hanya berempat, saya, suami dan dua anak.

kitchen uni lien kalimalangProses memasak ayam bakar di Kitchen Uni Lien.

Saat ditanya apa resep rahasia, “Engga ada, tapi dibuatnya pakai hati dan kesabaran,” kata Rosma sambil tertawa.

Klise memang. Saya tahu, dimana-mana, tidak ada pedagang kuliner yang mau membagi resep rahasianya. Itu sudah hal yang lumrah. Tapi jawabannya sedikit mengena di hati saya. Pasalnya, semua hal memang harus dibuat dengan hati dan kesabaran. Hanya demi cuan mengalir, tak sedikit orang yang buru-buru membuat produknya dalam jumlah besar. Padahal, kepuasan pelanggan itu yang penting. Memang merupakan kewajiban untuk bisa memenuhi kebutuhan pelanggan. Namun harus juga diimbangi dengan kemampuan diri kita sendiri. Jangan lantas buta dengan banyaknya orderan, kemudian membuat produk terburu-buru. Sampai lupa garam.

Tidak heran jika Ayam Bakar Uni Lien selalu stabil di soal rasa. Tidak pernah berubah.

Rosma sendiri dulu adalah pekerja kantor. Dia pernah menjadi staf di sebuah perusahaan logistik. Namun dia memutuskan untuk menjadi wiraswasta untuk mengejar passion-nya di kuliner. Rupanya, tangannya lebih ahli memainkan spatula dan alat bakar jepit.

Selain membuat ayam bakar, dia juga masih kerap membantu sang ibu di rumah makan padang milik keluarga. Terkadang, pagi hari di akhir pekan, dia dan sang ibu membuka lontong sayur padang di pertigaan jalan dekat rumahnya. Hanya dalam waktu 3 jam, lontong sayurnya habis terjual. Lagi-lagi, karena lontong sayur padang biasanya memiliki rasa yang lebih kuat. Termasuk ada sayur pakis yang jarang ditemui di Jakarta.

“Selain membantu ibu saya, saya juga ingin punya penghasilan. Membantu suami. Ingin punya uang jajan sendiri,” kata Rosma.

Resep Kitchen Uni Lien Kalimalang

Sayangnya, Rosma belum mau menjual ayam bakar atau lontong sayurnya lewat media digital. Dia hanya memasarkannya melalui WhatsApp, promosi ke grup komunitas yang ia ikuti. Terkadang ada satu dua kali postingan di Instagram. Dia beralasan, tidak sempat mengelola media sosial untuk berjualan, apalagi membuka akun di ecommerce atau platform order online macam Gojek atau Grab.

“Ya itu tadi, ingin menjaga cita rasa masakan Ayam Bakarnya biar terus konsisten. Jadi sekarang ini terima order dari WhatsApp saja,” ujar Rosma.

Tak hanya ayam bakar, Kitchen Uni Lien juga menjual segala macam masakan ayam. Mulai dari ayam goreng, ayam ungkep, atau ayam bakar ungkep yang bisa dijadikan stock makanan sehari-hari. Atau jika ingin ada perayaan, Uni Lien bisa menyiapkan nasi box dengan harga yang terjangkau.

Tak terasa, sudah pukul 22.30. Menutup perbincangan kami, dengan berkelakar saya mengusulkan agar nama ayam bakarnya diubah dari Kitchen Uni Lien Kalimalang menjadi ‘Ayamore’ tanpa Rosmalinda. Dia pun tertawa.


author-img_1

Siti Sarifah Aliah

Reporter

Jurnalis teknologi dan gadget sejak 2005. Mulai dari Majalah Digicom, pernah di Tabloid Ponselku, pendiri techno.okezone.com, 5 tahun di Viva.co.id, 2 tahun di Uzone.id. Pernah bikin majalah digital Klik Magazine, sempat di perusahaan VAS Celltick Technologies. Sekarang jadi founder Gadgetdiva.id, bantuin Indotelko.com dan Gizmologi.id. Supermom dengan 2 orang superkids. update

Artikel Terkait

Kisah Perjalanan Carl & Clair, Parfum Besutan UMKM Lokal Perempuan
UMKM

Kisah Perjalanan Carl & Clair, Parfum Besutan UMKM Lokal Perempuan

Gadgetdiva.id — Shopee kembali menggelar Seller Story Shopee 9.9 Shopping Day, hari ini (9/..


;