UMKM Toko Yatmi: 6000 Kontak WhatsApp adalah Aset Jualan
- by Siti Sarifah Aliah
- Senin, 20 November 2023 - 17:43 WIB
Gadgetdiva.id — Wanita berjilbab ungu itu berjalan tergopoh-gopoh mendekatiku. Kami memang berjanji temu Jumat ini, 17 November 2023, pukul 15.30 di warung Bakso dekat sekolahan di Cipinang Muara. Kedua tangannya membawa dua kantong plastik besar berwarna merah yang membuat dirinya terengah-engah. Isi belanjaannya cukup banyak, yang ternyata bukan miliknya.
Iya, belanjaan itu milikku. Aku memesan segala rupa makanan dan perabot dapur dari dia. Yatmi namanya. Nama panjangnya sebetulnya tidak panjang. Hanya, Suyatmi.
“Sorry telat. Tadi abis nganter barang belanjaan ke Tebet, terus ke Otista, baru deh ke sini. Maaf ya,” ujar Yatmi meminta maaf karena terlambat 15 menit dari yang dijanjikan. Aku sudah pesankan 2 mangkok bakso untuk kami berdua.
Lalu dia mengeluarkan barang belanjaan yang berada di dalam plastik merah. Panci ramen berwarna gold beserta tutupnya, blender mini untuk mencincang bawang dan cabai, kacang koro, es teler merek Sultan, Kerupuk Kulit, roti kering, brownies, frozen food, dan lain-lain.
Kisah Toko Yatmi
Tidak seperti UMKM pada umumnya, Yatmi tidak memproduksi semua barang itu sendiri. Dia memilih untuk menerima pesanan banyak orang, dari banyak produsen/supplier. Tidak heran jika produk yang dijualnya pun beragam. Dia menamakan usahanya itu sebagai Toko Yatmi.
“Enak kalau cuma begini (reseller), dapat untung emang dikit tapi resiko rugi engga ada. Walau kadang barang engga selalu ready stock, atau produsen lagi engga jualan. Itu doang sih repotnya,” kata Yatmi tiba-tiba, mungkin sedikit curhat karena melihat wajahku yang terbengong-bengong menyambut kedatangannya dengan banyak gembolan.
Kami mengobrol dan sesekali dia mengecek hapenya saat notifikasi masuk. Status WhatsApp-nya mendapat komen dari salah satu daftar kontak yang melihat. Lalu dia mencatatnya agar tidak lupa.
“Elo tiap hari jualannya cuma lewat WhatsApp, Mba?” tanyaku.
“Iya, lebih enak dari sini (WhatsApp). Tinggal pasang foto atau video produk di status WhatsApp, pasti mereka pada ngeliat status gue. Tertarik, tinggal japri. Gue pesenin, gue anterin. Kontak WhatsApp jadi aset gue,” jelas Yatmi.
Tapi, kata dia, tidak menutup kemungkinan untuk jualan di tempat lain. Usaha yang digelutinya sejak 2018 itu sejatinya pernah dijajakan di media sosial, baik Instagram ataupun Facebook. Selain itu, Yatmi juga sangat rajin untuk ikut bazaar dimana pun dan kapan pun. Namun memang menurutnya menjajakan secara langsung di WhatsApp lebih mudah dan cepat ketimbang melalui media sosial.
“Modal gue cuma kontak di WhatsApp gue aja. Ada sekitar 6000 nomor kontak di ponsel gue ini. Ya, masa dari ribuan itu ga ada satu yang nyangkut,” tutur Yatmi.
“Kepikiran sih pengen punya bisnis lain, tapi apa? Dipikir-pikir, ya udahlah di sini aja dulu (jadi reseller) karena walau keuntungan engga banyak, tiap hari ada aja orderannya,” lanjut dia.
Bukannya tidak mau mengembangkan bisnisnya, apalagi menggunakan teknologi digital yang saat ini menjamur dimana-mana. Namun, proses belajarnya yang memakan waktu. Dia harus ke lokasi belajar untuk bisa mengetahui cara pemasaran menggunakan media digital. Sedangkan waktunya terbuang percuma untuk mengambil dan mengantarkan pesanan orang.
“Bisa aja pakai kurir, tapi kan sayang duit ongkirnya. Lagipula, sekalian silaturahmi juga sih. Sekalian jalan,” katanya.
Belajar online UMKM melalui IDE Academy
Padahal pembelajaran online melalui platform web atau aplikasi cukup banyak. Saya pun menunjukkan salah satunya, besutan Indosat Ooredoo Hutchison, IDE Academy.
Ide Academy merupakan salah satu layanan dari Indosat Digital Ecosystem (IDE). Sudah diperkenalkan sejak setahun lalu, selain IDE Academy ada juga Wawasan IDE dan Toko IDE. Saya mencoba menjabarkannya kepada Yatmi.
IDE Academy merupakan wadah dan solusi para pengusaha untuk mendapatkan edukasi secara gratis dari para ahli. Di sini, para pemilik usaha mikro, kecil dan menengah seperti Yatmi bisa langsung belajar, berkonsultasi dengan ahlinya. Belajarnya pun online dengan membuka website IDE. Nantinya ada banyak video belajar dengan beragam tema, mulai dari dasar-dasar pemasaran, pemasaran secara digital, sampai membuat model bisnis yang baik.
Yang menarik adalah Wawasan Ide, yakni layanan untuk mendapatkan wawasan berbasis data sesuai dengan kebutuhan bisnis tiap-tiap pelaku UMKM. Artinya, semua pelaku UMKM, termasuk Yatmi bisa dengan bijak mengetahui karakter konsumen yang membeli produknya. Dari situ, salah satu outputnya, Yatmi bisa menentukan produk mana yang harus selalu ready stock karena banyak pembelinya. Analisa seperti ini yang memang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM untuk meningkatkan bisnis kecilnya menjadi lebih besar lagi.
Tak ketinggalan, IDE by Indosat Business juga menyediakan wadah untuk berbagai solusi bisnis melalui Toko IDE di dalam platform yang sama.
IDE by Indosat Business juga menggandeng beberapa partner strategis dalam upaya memberikan solusi menjawab banyak kebutuhan lini bisnis, seperti YOOV sebagai mitra penyedia software operasional bisnis dan majoo Indonesia yang memberikan solusi pembayaran kasir secara digital.
“Jadi untuk pencatatan jual beli, berapa produk yang laku, untung berapa, itu bisa pakai Yoov. Kalau liat stok barang, pembayaran semacam kasir gitu, bisa paka majoo,” jelasku.
Yatmi terlihat cukup tertarik dengan layanan IDE ini. Mengangguk-angguk setuju walau masih bingung. Saat kujabarkan jika harga langganannya hanya Rp300 ribuan, gurat di wajahnya mulai berkurang.
“Intinya sih, gue butuh diajarin fleksibel, kapan saja dan dimana saja. Ada orang yang bisa ditelepon buat konsultasi setiap saat buat belajar digital ini,” ujarnya.
Saya pun paham. Memang tidak semua perempuan pemilik UMKM ini bisa mengaplikasikan platform digital secara lancar. Sebuah video pun butuh penjelasan secara offline, one on one. Maklum, rata-rata pelaku UMKM, apalagi perempuan, rata-rata emak-emak yang tidak ingin ribet, walau banyak yang berniat untuk ‘naik kelas’ seperti Suyatmi.
Bakso dan kuahnya sudah habis sejak aku memberitahukan ke Yatmi soal IDE Academy. Semangatnya untuk naik kelas membuat Yatmi bertahan sejenak untuk mendengarkanku. Namun dia harus segera pulang karena harus menemani anaknya di rumah.
Usai membayar dua porsi bakso dan dua es teh manis, kami pun berpisah. Aku pun memberikan bukti transfer pembayaran barang-barang belanjaan di plastik merah yang baru saja diberikannya kepadaku. Kami saling melambaikan tangan. Yatmi pun masuk ke dalam JakLingko JAK74 yang membawanya keluar dari Cipinang Muara.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News
Siti Sarifah Aliah
ReporterJurnalis teknologi dan gadget sejak 2005. Mulai dari Majalah Digicom, pernah di Tabloid Ponselku, pendiri techno.okezone.com, 5 tahun di Viva.co.id, 2 tahun di Uzone.id. Pernah bikin majalah digital Klik Magazine, sempat di perusahaan VAS Celltick Technologies. Sekarang jadi founder Gadgetdiva.id, bantuin Indotelko.com dan Gizmologi.id. Supermom dengan 2 orang superkids. update
Artikel Terkait
Perjalanan Mama Sariat Tole, Seniman Kain Tenun Ikat Alor Berkualitas Ekspor
Gadgetdiva.id – Kampung kecil bernama Kampung Hula yang terletak di pedalaman Pulau Alor, N..
- by Jundi Amrullah
- 1 tahun lalu
- 3,250
Dari TSDC Store Bali Kita Tahu Kerajinan Tangan Tak Hanya dari Rotan
Gadgetdiva.id— Ni Wayan Sri Mustika Dewi dengan gamblang dan jelas memperkenalkan kerajinan..
- by Siti Sarifah Aliah
- 1 tahun lalu
- 3,250
Transformasi Desa Wedani, Ibu Rumah Tangga Ciptakan Tenun Penghasil Devisa
Gadgetdiva.id – Nama Desa Wedani, Kabupaten Gresik, kini dikenal masyarakat luas sebagai ..
- by Jundi Amrullah
- 1 tahun lalu
- 3,250
UMKM dan Startup Bisa Tembus Rp 79,6 Triliun dengan Manfaatkan Cloud
Gadgetdiva.id — Amazon Web Service (AWS) memproykesi bahwa UMKM dan Startup dapat meraup p..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 1 tahun lalu
- 3,250