Leoni Kibarkan Bisnis di Bogor, Teladani Filosofi Bisnis Pendiri Astra
- by Herning Banirestu
- Rabu, 14 Agustus 2024 - 11:07 WIB
Ancaman Fashion dari Tiongkok
Leoni memahami saat ini industri fashion di Indonesia di bawah ancaman produk fashion dari Tiongkok. Tak terkecuali produk fashion muslim. Harga murah dan banyak ragam menjadi ciri kekuatan produk dari Negeri Tirai Bambu yang bertebaran mudah diraih di berbagai marketplace itu. “Mereka kan fokusnya di mass product, nirunya tentu tidak detil, asal nyontek saja,” imbuhnya.
Dia mengakui saat ini cepat sekali produk yang sedang hits dicontek orang. Hal ini terjadi beberapa kali, salah satunya selepas Market Muslim Festival di Senayan beberapa tahun lalu, kala itu ada beberapa desain khusus hanya dia jual ke pelanggan setianya di gelaran itu saja. Tidak ada agen yang mendapat desain itu juga. Dua bulan kemudian desain itu sudah ada tiruannya dengan harga separuh dari harga Azka Fashion.
“Saya yakin pelanggan setia Azka tidak akan tergiur harga murah. Mereka paham sekali dari kualitas bordirnya beda sekali, begitu juga cutting-nya tidak senyaman produk kami yang asli,” tandasnya.
Source :gadgetdiva.id
Menurut Leoni, dicontek itu keniscayaan, tapi kita tidak harus ketakutan, karena produk massal tidak bisa senyaman produk yang dikerjakan dengan value. Perjalanan bisnisnya juga mengajarkan pentingnya mendaftarkan kekayaan intelektual. Maka itu dia telah mendaftarkan merek dan desainnya di HAKI. “Saya pernah mengalami keadaan pahit harus berurusan soal kekayaan intelektual ini 10 tahun lalu,” ujarnya.
Azka Fashion kini tidak lagi fokus ritel fashion, tapi lebih ke B2B, dengan menggarap merek lain, pesanan perusahaan dan menjadi partner bisnis bagi yang tertarik terjun di bisnis fashion tapi belum memiliki line produksi. “Ayo, yang mau bisnis fashion, bisa mulai dari modal Rp 50 juta, kami siapkan desainnya, line produksinya dan bahannya. Adek saya memang sekolah fashion, jadi dia banyak membantu saya membantu klien dalam mengembangkan desain,” ajaknya.
Astra Seperti “Ibu Kandung” bagi Leoni
Mungkin terdengar berlebihan ketika Leoni menyampaikan kiasan ini. Dia punya alasan sendiri mengapa dia menganggap Astra seperti “Ibu Kandung” baginya. Setelah mengenal Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dengan menjadi UMKM binaan pada 2002, bisnis Leoni makin terarah.
“Saya pernah ditipu, dihipnotis, dan bangkrut, harus memulai dari awal lagi. Saya rasa karena bisnis saya tidak berkah,” ujarnya. Walau begitu, Leoni bisa melewati masa-masa sulit itu, bahkan bisnisnya berkembang ke bidang lain, tidak hanya di fashion muslim.
Menurutnya, itu semua karena dia banyak belajar dari Astra melalui para pendamping di YDBA. Kuncinya, dalam berbisnis visi harus kuat. Seberat apa pun kondisinya, jatuh pun akan bangkit lagi.
Herning Banirestu
ReporterMemiliki pngalaman panjang sebagai jurnalis di Majalah SWA dan SWA.co.id, dengan jaringan kuat di berbagai industri bisnis, bukan saja di teknologi. Telah banyak menulis tokoh bisnis ternama dan CEO perusahaan besar baik lokal maupun global. Suka lari, baca, menulis dan melamun.
Artikel Terkait
Indibiz Gandeng Moka POS Siapkan Kasir Digital UKM
Kemitraan Indibiz dan Moka POS menghadirkan solusi kasir digital untuk UKM, mempermudah manajemen bi..
- by Siti Sarifah Aliah
- 3 bulan lalu
- 3,250
Gandeng LPEI, BRI Siapkan Aplikasi Agar UMKM Naik Kelas
BRI dan LPEI berkolaborasi menciptakan platform digital untuk membantu UMKM Indonesia naik kelas dan..
- by Siti Sarifah Aliah
- 3 bulan lalu
- 3,250
GoPay Merchant: Solusi Aman bagi UMKM dari Transaksi Palsu
GoPay Merchant dari GoTo memberikan kemudahan bagi UMKM dengan pendaftaran QRIS cepat, pencairan dan..
- by Siti Sarifah Aliah
- 3 bulan lalu
- 3,250
Ekspor Handicraft dan Home Decor Indonesia Tumbuh Di Tengah Tantangan Ekonomi Global
Industri handicraft dan home décor dari kayu dan batu alam di Indonesia terus menunjukkan potensi y..
- by Jundi Amrullah
- 4 bulan lalu
- 3,250