Omset Rp100 Juta dari Ternak Cacing, Intip Kisah Inspiratif Lilis!

Omset Rp100 Juta Dari Ternak Cacing, Intip Kisah Inspiratif Lilis!

GadgetDIVA - Lilis Suhartini, ibu rumah tangga asal Pangalengan, Jawa Barat, berhasil menjadikan cacing tanah sebagai komoditas yang menguntungkan. Berbeda dengan banyak orang yang merasa jijik dengan cacing, Lilis melihat potensi besar dalam budidaya cacing yang kini menjadi sumber pendapatan utama keluarga. Ia berhasil membeli rumah dan kendaraan dari hasil usaha ternak cacing, yang ia kelola bersama suami, Hendi Rustandi.

Setiap pagi, Lilis memulai hari dengan memanen cacing yang dibudidayakan di pekarangan belakang rumahnya. Meskipun lahan yang digunakan terbatas, usahanya telah menghasilkan omzet hingga Rp100 juta per bulan. Lingkungan sekitar desa Margamekar, dengan udara sejuk dan tanah yang subur, sangat mendukung usaha ini.

Budidaya cacing yang dikelola Lilis berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Cacing membantu menyuburkan tanah, sementara limbah organik dari peternakan cacing bisa dimanfaatkan sebagai pupuk alami. Usaha ini juga melibatkan keluarga, dengan Lilis dan suaminya mengelola peternakan bersama dua karyawan untuk mengurus cacing dari pembibitan hingga panen.

Advertisement

Proses pemanenan cacing dilakukan secara manual dengan telaten, dimulai dengan pemisahan cacing dari tanah yang memerlukan ketelitian. Lilis kemudian mencuci cacing hingga bersih, memastikan kualitas cacing tetap terjaga sebelum diproses lebih lanjut menjadi produk kering atau bubuk. Ia menjelaskan bahwa menjaga kesegaran cacing sangat penting agar produk bisa bertahan lama.

Awalnya, Lilis hanya menjual cacing hidup ke kenalannya yang bekerja di pabrik farmasi. Namun, setelah mendapat tawaran untuk mengembangkan produk menjadi cacing kering dan bubuk cacing, ia mengikuti penyuluhan selama sebulan dan berhasil memproduksi varian baru yang lebih bernilai jual. Produk ini kemudian dipasarkan ke berbagai tempat.

Seiring berjalannya waktu, Lilis menghadapi tantangan dalam meningkatkan kapasitas produksi. Meski sudah mengajukan pembiayaan ke lembaga keuangan, modal yang diterima tidak cukup besar karena adanya biaya administrasi. Pada tahun 2023, Lilis bergabung dengan Amartha, sebuah perusahaan teknologi keuangan yang menyediakan akses permodalan tanpa potongan. Modal yang didapat digunakannya untuk membeli oven berkapasitas besar, yang meningkatkan kapasitas produksi cacing keringnya.

Advertisement

Setelah pengeringan, cacing dibagi berdasarkan ukuran. Cacing kecil dikirim ke pabrik farmasi, sementara cacing besar diolah menjadi bubuk. Cacing kering dihargai Rp200.000 per kilogram, sementara bubuk cacing dihargai Rp250.000 per kilogram dan dipasarkan di e-commerce serta produsen jamu. Meski pembayaran dari pabrik farmasi baru diterima setelah dua minggu, Lilis tetap melayani pelanggan dengan sepenuh hati.

Dengan pendampingan dan pelatihan keuangan digital dari Amartha, Lilis kini lebih percaya diri menggunakan ponsel pintar untuk memasarkan produknya secara online. Ia telah mengirimkan bubuk cacing ke berbagai daerah, bahkan hingga ke Flores. Kini, Lilis bercita-cita mengembangkan usaha melalui teknologi digital, serta memberdayakan masyarakat sekitar untuk bergabung dan mengembangkan usaha bersama.

Advertisement

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.