TikTok akan menambahkan fitur baru yang akan membantu penderita epilepsi untuk menghindari konten fotosensitif yang membahayakannya.

Fitur tersebut akan memepringati para content creator jika unggahan mereka berisi efek yang dapat memicu epilepsi fotosensitif. Platform tersebut juga akan menghadirkan tombol pada accessibility settings.

Namun, sekarang siapa pun yang menemukan contoh tersebut dalam feeds akan mendapatkan peringatan yang memungkinkan mereka untuk tidak melihat konten tersebut di masa depan.

The Epilepsy Foundation of America mengatakan bahwa 1 dari 26 orang di AS akan dapat berpotensi epilepsi di ebberapa titik. Dengan sepersepuluh orang yang terkena kejang.

Konten video yang melibatkan lampu berkedip dan warna yang dapat memicu kejang, perlu diperhatikan oleh para creator agar melindungi para viewersnya dari epilepsi. Pasalnya, TikTok merupakan sebuah platform aktif yang kontennya didorong ke pengguna melalui algoritme.

“Meskipun populasi penderita epilepsi fotosensitif kecil, dampaknya bisa sangat serius,” kata Laura Thrall, presiden dan CEO Epilepsy Foundation yang dilansir dari The Verge.

“Sangat menyenangkan melihat TikTok mengatasi masalah ini dengan membuat perubahan pada platform mereka sehingga orang-orang di komunitas epilepsi kami dapat merasa melindungi saat melihat konten di TikTok. Kami bangga telah bekerja dengan TikTok dalam inisiatif ini dan sangat menghargai kolaborasi berkelanjutan kami,” jelas Laura.

TikTok mengatakan pihaknya juga telah berkolaborasi dengan organisasi epilepsi di Eropa, Jepang dan Korea Selatan yang memberikan masukan tentang bagaimana perusahaan dapat membantu membuat aplikasi lebih aman.

Sementara itu, menurut TikTok, fitur tersebut akan tersedia dalam beberapa minggu mendatang.

Baca juga, Kolaborasi Google dan Disney dalam melunurkan Aplikasi AR