Platform NFT OpenSea Tak Bisa Diakses, Gara-gara Ghozali dan Indonesia?
- by Rysa Rusyfa
- Jumat, 21 Januari 2022 - 10:57 WIB
Gadgetdiva.id — OpenSea, platform penjualan NFT yang saat ini menjadi perhatian di Indonesia, baru saja mengalami eror dan tak bisa diakses. Sebagai akibatnya, para pengguna dan layanan yang mengandalkan API OpenSea, tidak bisa menampilkan NFT yang akan dibeli.
“Kami mengakui adanya eror saat mengakses NFT. Ini artinya, saat ini kami tidak bisa secara otomatis mendeteksi NFT yang baru masuk atau dikirim ke transaksi pengguna, walaupun pengguna bisa memasukkan NFT mereka secara manual ke alamat digital yang dituju,” ujar Dan Finlay, salah satu pendiri dompet kripto yang ada di OpenSea, MetaMask, seperti dikutip Vice.com, Jumat, 21 Januari 2022.
Saat ini, MetaMask mengaku sedang meng-cache semua data yang ada sehingga pemadaman akses ini tidak ikut serta ‘membersihkan’ dompet digital para pengguna.
Dengan kata lain, down-nya OpenSea membuat para pemilik NFT yang baru membeli token tidak bisa melihat karya JPEG mahal mereka secara otomatis, bahkan tidak bisa dilihat di dompet kripto yang mereka miliki. Singkatnya, deteksi secara otomatis tidak lagi bisa dilakukan, tapi masih bisa jika pengguna ingin menyimpannya secara manual.
OpenSea is down
Twitter uses OpenSea’s API for loading NFTs
Therefore, Twitter’s NFT feature is down#decentralization pic.twitter.com/Etqjvwhi9Y
— Jane Manchun Wong (@wongmjane) January 20, 2022
OpenSea sendiri telah mengakui adanya down di situs yang saat ini sedang naik daun itu. Mereka mengaku menyadari adanya masalah teknis yang telah membuat situs mereka mengalami pemadaman dan tidak bisa diakses oleh para pengguna.
“Saat ini kami sedang melakukan investigasi. Kami telah melakukan perbaikan dan sedang memantau masalah ini. Akses programatik saat ini sedang kami non-aktifkan,” ujar pihak OpenSea.
hey @opensea i fixed your logo. pic.twitter.com/M6bkGStvJB
— Sifter (@myNFTburner) January 20, 2022
Diketahui, saat ini OpenSea memang sedang naik daun, paradiva. Hal ini gara-gara aksi seorang pemuda Indonesia bernama Ghozali yang mengaku mendapatkan kekayaan mendadak setelah menjual foto-foto selfie-nya di platform tersebut. Kabarnya, hasil penjualan foto selfie-nya telah mencapai angka Rp12 miliar.
Sejak saat itu, banyak netizen dari Indonesia langsung memenuhi platform tersebut dengan foto yang beragam. Mulai dari foto produk, baik makanan maupun barang jualan lainnya, foto diri dengan KTP layaknya mengajukan pinjaman online, sampai foto-foto koruptor yang dijual untuk bisa mendapatkan mata uang kripto.
Baca juga: Opensea, Toko NFT yang Bikin Ghozali Kaya, Jadi Eror
Perkembangan terbaru, dilansir dari ZDnet.com, OpenSea telah kembali beroperasi secara normal. Pihak pengembang menyebut jika eror di platform mereka dikarenakan ekosistem NFT langsung meledak akhir tahun lalu dan para pengunjung situs sangat antusias dengan tren baru ini. Bahkan kabarya, volume transaksi di OpenSea naik 600 kali di 2021.
“Pertumbuhan besar-besaran ini mendorong munculnya peningkatan teknis dan kami harus mengekskalasinya dengan cepat agar tidak berkepanjangan,” tutup pihak OpenSea.
OpenSea dan Ghozali Indonesia
Ekosistem NFT memang berpeluang menjadi salah satu instrumen mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan digital Indonesia. Para pembuat NFT bisa mendapatkan revenue stream baru, memastikan royalti serta hak cipta atas karyanya.
Sebagai contoh, Sultan Gustaf Al Ghozali yang meraup keuntungan berkat NFT melalui foto selfie-nya. Hal itu membuktikan bahwa masyarakat bisa memanfaatkan NFT untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.
Mentang-mentang Ghozali sudah sukses menjual foto selfie-nya dan menjadi kaya raya dengan penghasilan miliaran, banyak orang yang menganggap mereka bisa melakukan hal serupa. Mendapatkan cuan secara instant hanya dengan menjual foto. Padahal NFT bisa lebih baik dari itu, bukan sekedar menjual ‘sampah’.
Kementerian Kominfo sendiri telah memerintahkan jajaran terkait untuk mengawasi kegiatan transaksi Non-Fungible Token (NFT) yang berjalan di Indonesia, serta melakukan koordinasi dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kementerian Perdagangan (Bappebti) selaku Lembaga berwenang dalam tata kelola perdagangan aset kripto.
Kementerian Kominfo mengimbau masyarakat untuk dapat merespon tren transaksi NFT dengan lebih bijak sehingga potensi ekonomi dari pemanfaatan NFT tidak menimbulkan dampak negatif maupun melanggar hukum, serta terus meningkatkan literasi digital agar semakin cakap dalam memanfaatkan teknologi digital secara produktif, dan kondusif.
Sebelumnya pada Oktober tahun lalu, perusahaan keamanan siber Check Point Research menenukan adanya kelemahan di marketplace NFT OpenSea yang memungkinkan hacker untuk bisa membajak akun pengguna dan mencuri semua dompet kripto yang dimiliki pengguna. Caranya mudah, hanya dengan mengirimkan NFT berbahaya yang telah disusupi virus dan sejenisnya.
Artikel Terkait
Instagram Uji Coba Fitur Subscribe untuk Kreator Konten
Instagram sedang melakukan uji coba fitur subscribe. Kini, pengguna Instagram di Amerika Serikat ..
- by Nadhira Aliya Nisriyna
- 2 tahun lalu
- 3,250
Beli Xiaomi 11T Harga Rp6 Juta, Gratis Redmi Buds 3 Lite
Gadgetdiva.id — Xiaomi 11T kini dijual dengan memberikan gratis Redmi Buds 3 Lite. Paradiva..
- by Rysa Rusyfa
- 2 tahun lalu
- 3,250
Pixel Ninja Gabung Kuncie Telkomsel, Bisa Belajar Digital Kreatif
Gadgetdiva.id — Ingin belajar keahlian digital kreatif seperti desain grafis, UI/UX Design,..
- by Rysa Rusyfa
- 2 tahun lalu
- 3,250
Dukung Kampus Merdeka, Alita Praya Mitra Gandeng Itenas
Gadgetdiva.id — Alita Praya Mitra saat ini membuka peluang kerja sama untuk mengimplementas..
- by Rysa Rusyfa
- 2 tahun lalu
- 3,250