Penelitian: 30% Responden Anggap Nge-Stalk Pacar Wajar Dilakukan

Penelitian: 30% Responden Anggap Nge-Stalk Pacar Wajar Dilakukan
Relationship

Penelitian: 30% Responden Anggap Nge-Stalk Pacar Wajar Dilakukan

Penelitian: 30% Responden Anggap Nge-Stalk Pacar Wajar Dilakukan

Penelitian: 30% Responden Anggap Nge-Stalk Pacar Wajar Dilakukan # Sumber : gadgetDiva

Penelitian Stalkerware Kaspersky menyatakan bahwa 70% orang menganggap nge-stalk pacar diam-diam dan tanpa persetujuan merupakan hal yang tidak dapat diterima. Sementara, 30% lainnya menganggap bahwa hal tersebut wajar dilakukan, apabila ada dalam situasi tertentu.

Nge-stalk atau stalking merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang untuk memata-matai, memantau atau bahkan hanya sekadar kepo terhadap akun media sosial yang dimiliki orang lain tanpa diketahui si pemilik akun. Pengertian ini dikutip dari IDN Times.

Wahai Para Istri! Katanya, Ga Boleh Intip Ponsel Suami Tanpa Izin

Orang yang melakukan tindakan nge-stalk disebut stalker. Nah, para stalker ini biasanya sering melakukan stalking terhadap gebetan, mantan, teman atau bahkan pacar sendiri. Hayooo ngaku, Paradiva pasti pernah deh sekali-dua kali nge-stalk Instagram!

Pertanyaan yang terpenting adalah apakah nge-stalk akun media sosial seseorang wajar dilakukan?

Baca juga: Kebijakan Twitter Larang Pengguna Sebar Foto dan Video Pribadi Tanpa Persetujuan

Penelitian Stalkerware Kaspersky

Kaspersky melalui Koalisi Melawan Stalkware melakukan penelitian global terhadap lebih dari 21.000 partisipan di 21 negara terkait sikap pengguna terhadap privasi dan penguntitan digital dalam hubungan pribadi.

Stalkware memungkinkan pelaku untuk memantau kehidupan pribadi orang lain secara digital dan tentunya tanpa persetujuan korban. Penelitian tersebut menyatakan bahwa mayoritas responden (70%) menganggap perilaku nge-stalk pasangan tanpa persetujuannya adalah hal yang tidak dapat diterima.

Sementara, sebagian besar (30%) beranggapan bahwa perilaku memantau pasangan tanpa seizin mereka wajar dilakukan. Namun, apabila mereka dihadapkan pada satu hal.

Dari mereka yang membenarkan untuk alasan tertentu, hampir dua pertiga (64%) akan melakukannya jika pasangan mereka tak setia, apabila hal tersebut terkait dengan keselamatan mereka (63%), atau ketika pasangan mereka terlibat dalam kegiatan kriminal (50%).

Dari sudut pandang geografis, terlihat bahwa anggapan yang membenarkan untuk memantau pasangan secara umum berasal dari reponden di kawasan Asia-Pasifik (24%). Sedangkan di Eropa (10%) dan Amerika (8%) lebih sedikit orang yang menggap stalking media sosia pacar wajar dilakukan.

Dalam laporan Digital Stalking in Relationships Kaspersky, yang dilakukan secara online oleh Sapio Research pada September 2021, menunjukkan bahwa 15% responden di seluruh dunia telah diminta oleh pasangannya untuk menginstal aplikasi pemantauan.

Sayangnya, 34% dari mereka yang menunjukkan jawaban ini juga pernah mengalami pelecehan oleh pasangan dekatnya. 

Temuan peneilitian menunjukkan bahwa pemantauan online dapat menjadi cara lain untuk menggunakan kontrol koersif dalam sebuah hubungan. Mengingat bahwa stalkerware adalah perangkat lunak yang tersedia secara komersial yang tersembunyi di perangkat dan menyediakan akses ke berbagai data pribadi, seperti lokasi perangkat, riwayat browser, pesan teks, atau obrolan media sosial, mungkin juga tidak mengherankan bahwa itu dapat berfungsi untuk tujuan lain seperti sebagai alat kekerasan dalam sebuah hubungan.

Menindaklanjuti kriteria deteksi dari Coalition Against Stalkerware terhadap penggunaan stalkerware, Kaspersky menganalisis statistik yang mengungkapkan berapa banyak penggunanya yang terpengaruh oleh stalkerware dalam 10 bulan pertama tahun ini: dari Januari hingga Oktober 2021, hampir 28.000 pengguna seluler terpengaruh oleh ancaman ini. Selama periode yang sama, ada lebih dari 3.100 kasus di UE dan lebih dari 2.300 pengguna di Amerika Utara yang terpengaruh. Selama periode yang sama, sebanyak 305 pengguna yang dihadapkan dengan stalkerware di Indonesia.

Menurut angka Kaspersky, Rusia, Brasil, dan Amerika Serikat (AS) menjadi tiga negara teratas dalam pengguna yang dihadapkan dengan stalkerware secara global sejauh ini. Dan Indonesia menempati peringkat ke-18 tahun ini di secara global.

Baca juga: Instagram Bakal Hapus Postingan yang Menyebar Data Pribadi


author-img_1

Nadhira Aliya Nisriyna

Reporter

Bergabung di Gadgetdiva.id sejak Maret 2020. Gemar menonton film, drama dan series. Pernah jadi Editor di deCODE Magazine.

Artikel Terkait

Tinder dan Abbydzar Hadirkan Lagu tentang Perjalanan Cinta Digital
Relationship

Tinder dan Abbydzar Hadirkan Lagu tentang Perjalanan Cinta Digital

Musik, merupakan bahasa universal yang bisa digunakan untuk segala usia, termasuk Gen Z. Berdasar..

Wahai Para Istri! Katanya, Ga Boleh Intip Ponsel Suami Tanpa Izin
Relationship

Wahai Para Istri! Katanya, Ga Boleh Intip Ponsel Suami Tanpa Izin

Seiring dengan pernikahan yang menyatukan pria dan wanita menjadi suami dan istri, membuat mereka..

Feels Hadirkan Format Aplikasi Dating Tanpa Swipe
Relationship

Feels Hadirkan Format Aplikasi Dating Tanpa Swipe

Aplikasi kencan terbaru bernama Feels ini menghadirkan antarmuka yang terasa lebih mirip dengan s..

Situs Kencan Kembali Alami Pelanggaran Data
Relationship

Situs Kencan Kembali Alami Pelanggaran Data

Aplikasi kencan kembali mengalami pelanggaran data. Aplikasi bernama Manhunt itu telah mengonfirm..


;