GadgetDIVA - Jerman, Taiwan dan beberapa negara lainnya mendapat predikat terbaik dalam hadapi virus corona. Salah satu rahasianya karena mereka punya pemimpin wanita.
Negara tersebut mengungkap bahwa wanita lebih tahu apa yang diperlukan oleh masyarakat selama wabah ini merebak.Namun, apa yang dilakukan oleh mereka sehingga dalam menanggapi wabah virus corona?
Berikut adalah 4 hal utama yang dilakukan oleh pemimpin wanita dalam menunjukkan kekuatan mereka. Simak ulasannya!
Baca Juga
Kejujuran
Kejujuran menjadi salah satu hal utam yang dilakukan oleh para pemimpin negara ini. Seperti yang dilakukan oleh Angela Markel. Dalam menanggapi kasus corona di Jerman, ia mengungkap kejujuran di balik fakta yang harus dihadapi oleh negaranya. Intinya, kasus corona ini adalah kasus yang serius.
Angela Merkel adalah kanselir Jerman. Ia berdiri paling depan dalam menenangkan rakyatnya. Merkel dengan tenang menjelaskan kepada mereka bahwa pandemi adalah masalah serius yang telah menginfeksi hingga 70 persen populasi. Menurutnya, pandemi ini merupakan tantangan terbesar sejak Perang Dunia kedua.
Baca Juga
Dalam pidatonya Merkel menghimbau seluruh masyarakat Jerman untuk melakukan karantina diri di rumah mereka masing-masing.
“Situasi ini sangat serius, maka tangani ini dengan serius. Bukan sejak reunifikasi Jerman, bukan sejak Perang Dunia II, negara kita sedang menghadapi sebuah tantangan yang sangat bergantung pada solidaritas kolektif kita,” imbaunya kepada masyarakat Jerman dari ndtv.com.
Jerman telah melewati beberapa fase, sama seperti yang kita lihat di negara lain. Fase-fase tersebut adalah penolakan, kemarahan dan ketidakjujuran. Namun, jumlah kasus virus corona di Jerman jauh lebih rendah di banding negara-negara Eropa lainnya dan mungkin dapat segera melonggarkan pembatasan mereka.
Ketegasan
Ketegasan adalah hal yang dilakukan oleh Tsai Ing-Wen dan Jacinda Ardern dalam menangani kasus corona di negara mereka masing-masing. Mereka secara tegas meningkatkan kewaspadaan agar virus tersebut tidak menyebar dengan cepat.
Tsai Ing-Wen menjadi salah satu yang tercepat dalam menangani kasus corona di Taiwan. Sejak bulan Januari lalu, ia memperkenalkan 124 langkah untuk mencegah penyebaran virus ini tanpa harus melakukan lockdown.
Saat ini, Tsai mendistribusikan sekita 10 juta masker ke AS dan Eropa. Menurut CNN, langkah yang diambil Tsai merupakan respons terbaik di antara negara-negara lain di dunia dalam mengontrol pandemi di negaranya.
Perdana Menteri Selandia Baru, yaitu Jacinda Ardern juga dinilai cepat tanggap dalam melakukan lockdown dan meningkatkan kewaspadaan yang ketat di negaranya. Ia dengan tegas mengimbau seluruh warga negara untuk mengisolasi diri, terutama orang yang baru masuk ke Selandira Baru. Hal tersebut ia lakukan saat negaranya baru memiliki 6 kasus corona. Setelah itu, Ardern juga langsung melarang turis dan orang asing untuk masuk ke negaranya secara terang-terangan.
Ketegasan dan kejelasan Ardern dalam mencegah penyebaran virus di negaranya tersebut berhasil dengan baik. Pada pertengahan April ini, Selandia Baru hanya memiliki 4 kasus kematian akibat virus corona. Lain halnya dengan negara-negara lain yang masih dalam tahap pembicaran untuk melakukan lockdown, Ardern sudah terlebih dahulu menghimbau seluruh masyarakat untuk melakukan karantina mandiri di Selandia Baru selama 14 hari.
Memanfaatkan Teknologi
Negara Islandia di bawah pimpinan perdana menteri Katrín Jakobsdóttir memanfaatkan teknologi dalam menanggapi kasus corona. Ia menawarkan tes virus corona secara gratis untuk seluruh warga negaranya. Hal tersebut menjadi salah satu upayanya untuk mencegah penyebaran virus corona di negaranya.
Selain itu, Islandia juga melakukan screening sebanyak lima kali kepada seluruh masyarakat secara proposional dan sejumlah populasinya. Lebih dari negara Korea Selatan yang melakukan hal serupa kepada masyarakatnya. Jakobsdóttir juga menerapkan sitem pelacakan menyeluruh sehingga Islandia tidak perlu melakukan lockdown atau menutup sekolah-sekolah.
Salah satu pemimpin wanita yang memanfaatkan teknlogi lainnya adalah Sanna Marin. Marin bekerja sama dengan para influencer dari berbagai usia untuk menyebarkan informasi dan fakta seputar virus corona melalui sosial media mereka.
Hal tersebut dilakukan karena melihat tidak semua orang membaca berita pers, sehingga sosial media dirasa bisa menjadi salah satu media untuk menyebarkan informasi tersebut. Ia juga mengajak para influencer untuk menjadi agen utama dalam memerangi krisis virus corona. Fyi, Sanna Marin menjadi kepala negara termuda di dunia. Ia baru saja terpilih pada bulan Desember lalu di Finlandia.
Empati dan Kepedulian
Erna Solberg, Perdana Menteri Norwegia, memiliki ide inovatif dalam berbicara secara langsung dengan anak-anak melalui televisi. Ia melakukan konferensi pers khusus anak-anak selama 3 menit.
Dalam konfrensi pers tersebut, Solberg menjawab semua pertanyaan dari anak-anak seluruh negeri, ia juga mencoba memberi pengertian kepada mereka bahwa rasa takut adalah hal umum terjadi selama pandemi ini. Siapa yang nggak terharu dengan idenya tersebut?
Secara umum, empati dan kepedulian yang dikomunikasikan oleh para pemimpin perempuan ini berasal dari naluri mereka. Hal inilah yang menjadi salah satu pembeda antara pemimpin wanita dan laki-laki. Selama bertahun-tahun banyak penelitian yang menyarankan bahwa gaya kepemimpinan perempuan sangat berbeda dan lebih bermanfaat.
Sayangnya banyak organisasi maupun perusahaan yang mengharuskan wanita untuk meniru cara kepemimpinan laki-laki. Namun, para pemimpin wanita ini telah membuktikan bahwa perempuan punya caranya sendiri untuk memimpin.
Baca juga, Duet Yura Yunita dan Dian Sastro hibur netizen saat pandemi
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.
Tinggalkan Komentar...